Apakah kamu pernah mendengar istilah “Sandwich Generation”? Secara harfiah, istilah ini berarti “Roti Lapis”. Namun, kita tidak akan membahas sandwich sebagai makanan. Istilah “Sandwich Generation” merujuk pada fenomena sosial yang semakin sering dibicarakan di berbagai media sosial belakangan ini. Generasi sandwich adalah mereka yang berada di tengah-tengah dua generasi yang membutuhkan dukungan: orang tua yang menua dan anak-anak yang masih bergantung.
Fenomena ini telah menjadi topik hangat karena banyak orang yang menghadapi tekanan emosional dan finansial akibat tanggung jawab ganda tersebut. Anggota generasi sandwich sering kali merasa terjepit antara kebutuhan merawat orang tua dan mendukung anak-anak mereka. Hal ini menciptakan tantangan unik yang mempengaruhi kesejahteraan fisik, emosional, dan finansial mereka.
Apa itu Sandwich Generation?
Sandwich Generation mempunyai arti dimana orang yang sedang dalam masa produktif bekerja harus menanggung biaya hidup / kebutuhan generasi di atas-nya (orang tua, saudara) maupun generasi di bawah-nya (istri, anak bahkan cucu). Pola pikir orang tua yang menganggap anak adalah investasi terbaik untuk hari tua menjadi salah satu faktor sandwich generation ini terus bertambah bahkan bertumbuh subur. Mari simak pembahasan di bawah ini untuk lebih memahami dan menambah pengetahuan agar bisa terbebas dari zona ini.
Istilah ini awalnya diperkenalkan oleh Dorothy A. Miller, seorang profesor sekaligus direktur praktikum dari Universitas Kentucky, pada tahun 1981 dengan menerbitkan artikel penelitian yang berjudul “The Sandwich Generation: Adult Children of The Aging”. Dalam jurnal tersebut, Dorothy menyebutkan bahwa generasi sandwich adalah mereka yang “terperangkap” dalam situasi di mana mereka harus merawat orangtua yang menua bersamaan dengan anak-anak yang sedang tumbuh dewasa.
Untuk memahaminya lebih mudah, mari kita ibaratkan diri Anda sebagai sepotong sandwich yang terdiri dari dua lapis roti tawar dan daging. Dalam gambaran tersebut, Anda adalah ‘daging’ dalam sandwich. Roti atas melambangkan orang tua Anda, sedangkan roti bawah mewakili keluarga Anda, terutama istri dan anak-anak. Dari penjelasan ini, bisa disimpulkan bahwa generasi sandwich adalah individu yang harus menanggung biaya hidup orang tua sekaligus istri dan anak-anak mereka. Mereka berada di tengah dua generasi yang membutuhkan perhatian dan tanggung jawab finansial. Karena banyaknya tanggung jawab ini, mereka sering kali kesulitan memenuhi kebutuhan finansial mereka sendiri dan anak-anaknya. Mereka berada di antara dua generasi yang membutuhkan perhatian dan tanggung jawab finansial, dan tanggung jawab yang besar ini sering membuat mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan finansial mereka sendiri.
Apa saja jenis Sandwich Generation ?
Generasi sandwich sendiri memiliki beberapa karakteristik yang berbeda. Hal ini bergantung pada rentang usia mereka dan generasi yang mereka tanggung. Adapun penjelasannya sebagai poin-poin berikut :
The Traditional Sandwich Generation
The Traditional Sandwich Generation adalah yang paling umum terjadi. Generasi sandwich tradisional mencakup keuangan untuk orang tua yang sudah lanjut usia, pasangan, dan anak-anak mereka. Sangat mungkin bahwa individu dalam kategori ini akan mewariskan status tersebut kepada anak-anaknya, sehingga mereka terjebak dalam siklus ini. Generasi jenis ini berkisar di usia antara 30 sampai dengan 50 tahun. Posisi orang yang berada dalam generasi jenis ini biasanya bertanggung jawab untuk membiayai orang tua yang sudah lanjut usia dan keluarga inti mereka (istri dan anak).
The Club Sandwich Generation
Generasi jenis ini biasanya berkisar di usia antara 50 sampai dengan 60 tahun. Posisi orang yang berada dalam generasi jenis ini biasa terjepit di antara orang tua yang semakin lanjut usia, istri, anak-anak yang mulai bertumbuh dewasa, bahkan membantu membiayai cucu. Tipe ini biasanya berasal dari keluarga besar yang mencakup beberapa generasi.
The Open-Faced Sandwich Generation
Generasi jenis ini biasanya berkisar di usia antara 20 sampai dengan 30 tahun, yang selain harus berfokus kepada jenjang karir dan pekerjaannya. Mereka harus membantu dalam keuangan keluarga, bahkan tidak menutup kemungkinan selain membiayai orang tua, mereka juga membiayai kakak atau adiknya. Dikarenakan tanggungannya yang berjumlah 1 lapis saja, maka dari itu generasi jenis ini dikenal dengan istilah Open-Faced Sandwich.
Terdapat juga jenis varian lain dari Open-Faced Sandwich Generation ini, yaitu Extended Open-Faced Sandwich Generation. Generasi jenis ini mempunyai beban ekstra dengan harus menanggung atau membiayai kerabat lain di luar orang tua dan kakak atau adiknya.
Penyebab munculnya Sandwich Generation
Jika dilihat dari beban dan tanggung jawab jenis-jenis generasi sandwich ini saja kita sudah bisa merasakan bahwa generasi ini memiliki beban hidup yang cukup bahkan sangat berat. Apa yang membuat Sandwich Generation ini terjadi?
Pada umumnya ini terjadi karena kegagalan finansial orang tua. Tentu saja kita tidak dapat menyalahkan kondisi orang tua kita. Mungkin, mereka juga terbentur oleh situasi dan kondisi sehingga tidak berpikir sejauh generasi sekarang ini.
Orang tua yang minim literasi dan tidak memiliki perencanaan finansial yang baik untuk masa tuanya akan berpotensi besar untuk membuat anak menjadi salah satu dari jenis generasi sandwich ini. Bila tidak diputus pola pikir seperti ini, kemungkinan yang besar sang anak akan mengikuti jejak orang tuanya sebagai orang tua yang tidak mandiri di masa tuanya, dan pada akhirnya hal ini akan menjadi rantai generasi sandwich secara terus menerus.
Namun, ada beberapa faktor yang menjadi latar belakang terjadinya generasi ini, seperti :
Kurangnya kemampuan finansial
Betul sekali, faktor utamanya terjadi Generasi Sandwich ini adalah kurangnya kemampuan untuk mengelola keuangan secara bijak. Banyak individu yang tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan yang memadai dalam hal perencanaan keuangan. Akibatnya, mereka mungkin tidak mampu menyusun anggaran yang efektif, menabung untuk masa depan, atau menginvestasikan uang mereka dengan cara yang menguntungkan.
Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi atau masalah keuangan dapat menghalangi orang tua dari menabung untuk pensiun mereka, sehingga mereka harus bergantung pada anak-anak mereka untuk mendapatkan dukungan finansial.
Adanya Budaya Timbal Balik Kepada Orang Tua
Sebagian besar masyarakat di Indonesia masih percaya bahwa memiliki banyak anak akan membawa berkah dan rezeki melimpah. Pandangan ini menimbulkan anggapan bahwa orang tua dapat mengandalkan anak-anak mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup saat mereka sudah tidak bekerja lagi.
Perubahan Struktur Keluarga
Perubahan dalam struktur keluarga, seperti meningkatnya angka perceraian atau meningkatnya jumlah keluarga dengan orang tua tunggal, dapat menambah beban keuangan pada satu individu. Mereka mungkin harus mendukung kedua orang tua yang lanjut usia dan anak-anak mereka sendiri tanpa bantuan pasangan.
Kenaikan Biaya Hidup
Biaya hidup yang terus meningkat, termasuk biaya perumahan, pendidikan, dan kesehatan, membuat individu perlu mengalokasikan lebih banyak pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar. Hal ini dapat mengurangi kemampuan mereka untuk menabung atau berinvestasi untuk masa pensiun.
Apa dampak dari menjadi Sandwich Generation?
Baca juga : Kenali Penyebab Munculnya Budaya Kerja Tidak Sehat Hingga Karyawan Resign
Tingkat Stres Tinggi
Sudah jelas orang yang berada dalam kategori generasi sandwich ini akan kewalahan karena mempunyai banyak tanggungan dan harus menghidupi banyak orang: baik istri, anak, orang tua bahkan saudara sekaligus. Kondisi ini pasti akan meningkatkan tekanan hidup dan menambah tingkat stress sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah, baik dalam pekerjaan maupun berhubungan sosial dengan orang lain.
Sulit membagi waktu untuk keluarga dan sulit mempunyai quality time dengan diri sendiri
Dengan adanya beban dan tanggung jawab untuk menghidupi banyak orang, tidak hanya berdampak pada kesehatan mental tetapi juga mengurangi waktu berkumpul dengan keluarga. Semakin berat biaya yang harus ditanggung, membuat mereka harus bekerja ekstra demi mendapatkan uang guna hidup sehari – hari. Hal ini pasti berdampak dengan berkurangnya waktu untuk berkumpul bersama keluarga ataupun untuk istirahat bagi diri sendiri. Terkadang, mereka harus mengorbankan kebutuhan diri sendiri guna memenuhi bi aya yang lainnya.
Munculnya rasa bersalah
Seseorang yang sudah terbiasa dengan tanggung jawab generasi sandwich ini akan merasa bersalah jika tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga secara maksimal. Karena mereka merasa bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan keluarganya adalah sepenuhnya tanggung jawab mereka. Terusnya memendam pikiran dan perasaan negatif ini dapat menjadi faktor yang dapat menimbulkan munculnya stress dan gangguan mental.
Kesulitan secara finansial
Orang yang berada dalam generasi sandwich ini akan sangat sulit untuk memenuhi kebutuhannya sendiri karena orang-orang generasi ini dipaksa untuk hidup dalam penghasilan pas-pasan karena seluruh gaji dan hasil kerjanya diperuntukan untuk membiayai beban hidup banyak orang / tanggungan.
Cara mengatasi dampak buruk dari Sandwich Generation
Mengelola keuangan dengan baik
Mengelola keuangan adalah hal paling dasar yang harus dilakukan jika ingin keluar dari generasi sandwich. Mulai merencanakan pengelolaan keuangan dengan mencatat pengeluaran setiap bulan. Maka dari pencatatan tersebut kamu bisa melihat mana kebutuhan yang harus dijadikan prioritas atau kebutuhan utama dan mana keinginan yang bisa dikesampingkan. Lebih baik menyisihkan dan menabung dari budget yang seharusnya dibelanjakan untuk memenuhi ego-mu, sehingga masa tua nanti tidak membebankan biaya hidupmu kepada anak. Dengan begitu, kamu bisa memutus rantai Sandwich Generation, bukan?!
Mulai Mencari Penghasilan Tambahan
Tidak sedikit orang yang hanya bergantung pada pekerjaan tetapnya saja, mulai pikirkan untuk mencari pekerjaan sampingan sebagai tambahan atau sumber penghasilan lain. Lakukan hal ini agar beban dan tanggung jawab tidak berdasarkan dari satu sumber penghasilan saja, melainkan dari beberapa sumber penghasilan (passive income). Dengan begitu, porsi tabungan yang kamu miliki juga bisa semakin banyak. Saat ini, kamu bisa mencari sumber penghasilan dari passive income yang bisa didapat dari investasi emas, investasi rumah, investasi tanah, investasi saham atau investasi dalam bentuk reksa dana. Dibutuhkan pengetahuan yang cukup untuk memulai dan menaruh asset kita. Tetapi, jika kita sudah paham konsep dan bagaimana cara investasi itu bekerja, kamu dapat menikmati hasil dari investasimu itu sebagai passive income.
Kontrol dan berhati-hati dengan utang konsumtif
Kebiasaan utang ini termasuk menjadi salah satu akar utama yang menyebabkan generasi sandwich tidak terputus / terselesaikan. Banyak sekali kasus terjadi karena banyak anak yang harus menanggung beban utang yang ditinggalkan oleh orang tuanya di masa lalu. Utang juga termasuk langkah selanjutnya yang dapat kamu kontrol dan perhatikan. Langkah yang benar adalah menghindari hutang walaupun banyak kemudahan, kemewahan yang ditawarkan dengan bunga yang relatif kecil. Perhatikan kebutuhan yang bersifat konsumtif dengan membeli barang-barang mewah secara kredit hanya demi memenuhi keinginanmu.
Siapkan dana pensiun, dana darurat dan asuransi
Dana darurat dan asuransi juga dapat membantu orang-orang keluar dari sandwich generation. Seperti yang kita ketahui bahwa biaya kesehatan kerap kali menjadi biaya tak terduga dengan jumlah yang besar. Pastinya biaya tak terduga ini dapat memperberat beban dan tanggung jawab generasi sandwich jika orang tua, istri, anak , atau kamu sendiri yang terjatuh sakit dan harus di rawat di rumah sakit. Itu sebabnya kamu juga harus memikirkan perihal alokasi dana pensiun atau kesehatan agar tidak menyebabkan masalah finansial bagi kamu maupun keturunan kamu di masa mendatang.
Berikan pendidikan finansial kepada anak
Mendidik anak sejak dini merupakan tanggung jawab setiap orang tua. Budaya menabung bisa diajarkan, diberikan contoh dan dilakukan sejak dini, agar anak terbiasa mencontoh kebiasaan baik orang tuanya. Hal ini pasti berguna bagi kehidupannya di masa yang akan datang.
Kesimpulan
Menjadi bagian dari Sandwich Generation memang penuh dengan tantangan dan dibutuhkan mental yang kuat untuk menghadapinya. Kamu harus memutus pola pikir sempit sehingga bukan khayalan jika kamu bisa menghadapi dan melewati semua tantangan ini dengan baik. Selain persiapan pengetahuan dan persiapan mental, kesehatan fisik juga harus diperhatikan ya. Jangan menyerah dengan masalah yang kamu hadapi sekarang, percayalah bahwa semua beban dan cobaan hidup pasti ada jalan keluar. Hasil kerja keras akan kamu nikmati pada saatnya nanti. Semangat!
Ayo segera perbaharui profil dan CV-mu di job portal snap.careers agar dapat segera mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang sesuai dengan harapan. Dengan memperbarui profil dan CV Anda di job portal snap.careers , Anda akan meningkatkan peluang untuk menemukan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan ekspektasi Anda, Semangat!
Michelle
Hey there, lovely people! It's Michelle here~ I have a passion for writing fictional stories and creating content in my free time. Currently, I'm diving deep into the world of storytelling, constantly learning and exploring new horizons!
Bare with me, guys!
-
Michelle#molongui-disabled-link
-
Michelle#molongui-disabled-link
-
Michelle#molongui-disabled-link
-
Michelle#molongui-disabled-link